Mengakhiri SOFIA konsisten dengan rekomendasi komunitas sains.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Akhir tahun ini, observatorium terbang NASA akan melakukan penerbangan terakhirnya. Badan Antariksa Amerika (NASA) dan mitranya di Pusat Dirgantara Jerman (DLR) telah sepakat untuk mengakhiri operasi dengan misi Observatorium Stratosfer untuk Astronomi Inframerah (SOFIA). Penghentian operasional ini disebabkan karena tidak adanya alokasi dana.
DLR dan NASA menggunakan survei dekadal astrofisika, sebuah dokumen berbasis komunitas yang mengidentifikasi tujuan penelitian astrofisika teratas untuk sepuluh tahun ke depan.
Dekade astrofisika terbaru, yang diterbitkan pada November 2021 juga mengusulkan penutupan SOFIA. SOFIA membutuhkan biaya sekitar 85 juta dolar AS per tahun untuk menjalankannya.
NASA merilis pernyataan Kamis (28/4/2022) menggambarkan survei dekade sebagai “meringkas produktivitas ilmu pengetahuan” SOFIA tidak sebanding dengan biaya operasional. Laporan tersebut juga menemukan bahwa kemampuan SOFIA tidak tumpang tindih secara signifikan dengan prioritas sains yang telah diidentifikasi selama beberapa dekade survei untuk dekade berikutnya dan seterusnya.
Kurangnya dukungan dalam jajak pendapat juga disebutkan dalam permintaan anggaran Gedung Putih untuk 2023, yang menyatakan bahwa mengakhiri SOFIA konsisten dengan rekomendasi dari komunitas sains.
“Anggaran operasional tahunan SOFIA adalah misi operasi termahal kedua di Astrofisika,” kata para pejabat dalam perincian alokasi NASA dalam permintaan anggaran federal untuk 2023.
Namun, produktivitas sains misi tersebut tidak sepadan dengan misi sains besar lainnya. Pada 30 September, SOFIA akan menyelesaikan delapan tahun masa kerja, menyusul perpanjangan tiga tahun dari mandat aslinya.
Ekspedisi tersebut membuat gambar inframerah ketinggian tinggi dari kosmos dengan Boeing 747 yang dimodifikasi yang dilengkapi dengan teleskop pemantul.
Sebelum akhirnya ditebang, ia telah menolak permintaan pembatalan berulang selama bertahun-tahun. NASA mengingatkan komunitas astronomi bahwa data dari SOFIA akan tetap tersedia untuk digunakan bahkan setelah misi selesai. “NASA akan terus memajukan masa depan penemuan ilmiah dalam astrofisika inframerah,” kata badan tersebut.