Bisnis.com, JAKARTA – Perokok dan orang yang terpapar asap rokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung koroner yang menyebabkan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 1,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung akibat tembakau. Ini adalah laporan singkat terbaru yang dirilis oleh WHO, Federasi Jantung Dunia dan Universitas Newcastle Australia.
Angka kematian ini setara dengan satu dari lima kematian akibat penyakit jantung. Laporan tersebut juga memperingatkan semua pengguna tembakau untuk berhenti untuk mencegah serangan jantung.
Seperti dikutip dari situs resmi WHO, Kamis (1/10/2020) menekankan bahwa perokok lebih cenderung mengalami kejadian kardiovaskular akut pada usia yang lebih muda dibandingkan orang yang tidak merokok.
Penyakit jantung koroner dapat terjadi ketika merokok beberapa batang sehari, merokok sesekali, atau terpapar asap rokok orang lain. Namun perokok segera melakukan tindakan dan menghentikannya, maka risiko penyakit jantung akan menurun hingga 50 persen setelah satu tahun tidak merokok.
“Tembakau dan kesehatan kardiovaskular terkait erat. Kegagalan menawarkan layanan berhenti merokok kepada pasien dengan penyakit jantung dapat dianggap sebagai malpraktek klinis atau pengabaian,” kata Eduardo Bianco, Ketua Kelompok Ahli Tembakau Federasi Jantung Dunia.
Eduardo mengungkapkan bahwa asosiasi kardiologi harus melatih anggotanya untuk berhenti merokok, serta mempromosikan dan bahkan mendorong advokasi untuk pengendalian tembakau.
Laporan singkat tersebut juga menunjukkan bahwa tembakau tanpa asap bertanggung jawab atas sekitar 200.000 kematian akibat penyakit jantung koroner per tahun. Selain itu, rokok elektrik juga meningkatkan tekanan darah yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Survei WHO baru-baru ini menemukan bahwa di antara orang yang meninggal akibat Covid-19 di Italia, 67 persen menderita tekanan darah tinggi dan di Spanyol, 43 persen menderita penyakit jantung dan terinfeksi Covid-19.
“Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi kesehatan rakyatnya dan membantu membalikkan epidemi tembakau. Menjadikan komunitas bebas asap rokok mengurangi jumlah pasien masuk rumah sakit terkait tembakau, “kata Dr. Vinayak Prasad, Kepala Unit Tanpa Tembakau WHO.
Pengendalian tembakau adalah elemen kunci untuk mengurangi penyakit jantung. WHO merekomendasikan agar pemerintah membantu perokok berhenti dengan menaikkan pajak produk tembakau, menegakkan larangan iklan tembakau, dan menawarkan layanan untuk membantu orang berhenti merokok.
Masuk / Daftar
Bisnis Indonesia bersama 3 media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga yang terkena virus corona yang disalurkan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (Rekening BNI: 200-5202-055).
Ayo, bantu donasi sekarang! Klik disini untuk lebih jelasnya.