Para astronom yang menggunakan Esson mengamati bintang yang memakan lubang hitam.
REPUBLKAKA.CO.ID, Jakarta – Para astronom mengamati fenomena yang sangat tidak biasa. Mereka menjadi saksi akhir dari bintang-bintang, seperti yang dimakan oleh lubang hitam besar.
Menurut sebuah studi baru oleh Pengumuman bulanan dari Royal Astronomical Society, Para astronom di Institut Sementara Zawiki sedang mengamati dioda pemancar cahaya. Ini menunjukkan kematian Bintang Air terjun September 2019. Minggu ini, peneliti mengatakan itu adalah objek terdekat dengan Bumi pada jarak 215 juta tahun cahaya.
Proses ini dikenal sebagai spageti. Menurut para ilmuwan, proses ini adalah cara terburuk untuk membunuh sebuah bintang.
“Ide untuk ‘menyedot’ bintang di dekatnya terdengar seperti fiksi ilmiah, tapi itulah yang terjadi saat badai,” kata Matt Nicole, penulis utama di University of Birmingham di Inggris. CBS News.
Dengan menggunakan teleskop European Southern Observatory (IOS), para ilmuwan dapat melihat detail tentang apa yang terjadi ketika sebuah bintang dimakan oleh lubang hitam.
Mereka mengatakan bahwa bintang tersebut memiliki berat yang sama dengan matahari. Lebih dari setengah juta lubang hitam hilang. Separuh lainnya terlempar ke luar angkasa pada saat bersamaan.
Selama proses spageti, Bahan panjang dan tipis yang menyebabkan bintang jatuh di bawah tarikan gravitasi medan gravitasi. Peristiwa ini menghasilkan kilatan cahaya yang bisa dilihat oleh para astronom.
“Ketika sebuah bintang mendekati lubang hitam besar di tengah galaksi, gaya gravitasi hitam membuka bintang menjadi benda tipis,” kata Thomas Wevers, anggota Iso di Santiago, Chili.
Nyala api ini seringkali berdebu dan sulit untuk dipelajari. Tapi kali ini para astronom beruntung.
Gangguan air yang disebut AT2019qiz terjadi tak lama setelah kejadian dan mudah diamati. Saat nyala api semakin terang dan lebih terang sebelum api padam, para peneliti mempelajari AT2019qiz di konstelasi galaksi spiral Eridesus selama enam bulan.