Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi cenderung melambat. Hal ini juga berdampak pada penyaluran kredit perbankan yang juga menyusut. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per Agustus 2020, pertumbuhan kredit perbankan hanya meningkat 0,6%. tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp5.520,9 triliun.
Pertumbuhan ini bahkan lebih lambat dari bulan sebelumnya yang naik 1% yoy. Perlambatan kredit sebenarnya terjadi pada semua jenis kredit. Namun yang terpukul paling parah adalah Kredit Modal Kerja (KMK), yang menurut data bank sentral dalam dua bulan terakhir Juli-Agustus 2020 turun 1,7% yoy.
Dengan sektor yang paling terpengaruh tidak lain adalah perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh negatif sebesar 4,3% secara tahunan menjadi Rp 840,9 triliun per Agustus 2020.
Meski demikian, sejumlah bankir tetap optimistis kredit pada akhir tahun 2020 masih akan tumbuh meski sedikit.
Baca juga: Dapatkah UU Penciptaan Pekerjaan mendorong pertumbuhan kredit? Ini yang dikatakan bankir
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), misalnya, masih yakin kredit bisa tumbuh sekitar 4% di akhir tahun.
Direktur Keuangan Bank BNI Novita Widya Anggraini menjelaskan optimisme tersebut muncul setelah dalam beberapa bulan terakhir rata-rata pertumbuhan kredit BNI masih sesuai dengan target.
“Untuk kuartal III-2020 pertumbuhannya masih sejalan dengan target Rencana Bisnis (RBB) Bank antara 4% -4,5% yoy,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10).
Sebagai gambaran, hingga Agustus 2020, realisasi kredit BNI berdasarkan laporan keuangan bulanan tercatat sebesar Rp 548,8 triliun. Angka ini masih tumbuh 4,39% yoy, sejalan dengan target akhir tahun perseroan.
Begitu pula dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang masih meyakini kredit masih bisa tumbuh di akhir tahun.
Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury menjelaskan, meski tipis, pihaknya optimistis kredit perseroan bisa tumbuh 2% -3%. “Kami optimistis target tersebut bisa tercapai, karena tren realisasi kredit terus meningkat,” kata Pahala belum lama ini.
Dia juga menjelaskan, pada akhir September 2020 pertumbuhan kredit perseroan cenderung melambat. Namun, masih dalam kisaran 0% -1%.
Namun, menurut Pahala, ceruk pertumbuhan kredit masih besar. Hal tersebut tercermin dari posisi loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 93,26% per September 2020.
Menurut Pahala, posisi tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah perseroan. Salah satunya didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup besar pada triwulan III tahun 2020 sebesar 18,7%.
Selain likuiditas yang cukup, Bank BTN juga mendapat amanah dari pemerintah dalam program PEN. Hingga September 2020, Bank BTN telah menyalurkan dana PEN mencapai Rp. 18,15 triliun yang telah digunakan oleh sekitar 60.000 debitur.
Dengan catatan positif tersebut, perseroan juga kembali dipercaya oleh pemerintah dengan tambahan penempatan dana negara sebesar Rp 5 triliun.
Tak hanya bank besar, bank kecil pun tetap percaya diri menjajal pertumbuhan meski pandemi Covid-19 menghantui. Salah satunya, PT Bank Mayora yang meski tipis menargetkan kredit tumbuh 2% -3% yoy.
“Hingga akhir tahun kami targetkan bisa meningkat sekitar 2% -3% yoy,” kata Direktur Utama Bank Mayora, Irfanto Oeij.
Baca juga: Kredit investasi masih tumbuh positif
Mengacu pada laporan keuangan perseroan, hingga Agustus 2020 Bank Mayora justru membukukan pertumbuhan kredit 3,72% yoy dari Rp 3,99 triliun menjadi Rp 4,14 triliun. Praktis sejalan dengan target perusahaan.
Asal tahu saja, pada awal kuartal ketiga 2020 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang telah merevisi target pertumbuhan kredit perbankan tahun ini menjadi 3-4%. Lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 1% -2%.
Proyeksi tersebut antara lain didukung oleh meningkatnya stimulus ekonomi dari pemerintah, khususnya kepada bank-bank BUMN.
DONASI, Dapatkan Voucher Gratis!
Sebagai ungkapan terima kasih atas perhatiannya, terdapat voucher gratis senilai donasi yang dapat digunakan berbelanja TOKO SELAMAT.