Banyak pemburu aurora yang mengaku bisa menyaksikan fenomena alam ini lebih indah saat ekuinoks, yaitu bulan Maret dan September. Para ahli mengatakan bahwa secara ilmiah, ini benar adanya.
Data menunjukkan bahwa aurora akan mencapai puncaknya saat peristiwa ekuinoks terjadi. Sebaliknya, aurora akan berkurang sekitar bulan Juni dan Desember saat Matahari bergerak menjauh dari ekuator.
Para ilmuwan juga sedang mencari jawaban yang menghubungkan badai aurora geomagnetik dengan ekuinoks. Alasan yang paling umum adalah bahwa mereka menunjuk pada penyelarasan medan magnet bumi.
Meskipun kutub magnet Bumi tidak sesuai dengan kutub geografisnya, kutub tersebut tetap miring ke arah Matahari. Dua kali setahun, sekitar ekuinoks, orbit Bumi akan membawa medan miring ini ke posisi utama untuk menerima partikel bermuatan yang menyebabkan aurora.
Para ilmuwan percaya aurora berasal dari semburan matahari dan lontaran massa koronal. Partikel bermuatan mengalir menjauh dari Matahari dan menyapu Bumi. Ini membuat medan magnet menariknya ke garis lintang tinggi.
Partikel energik ini menabrak dan memindahkan atom di atmosfer bagian atas Bumi. Ini menciptakan cahaya terang yang mengalir melintasi langit.
Menurut data British Geological Survey yang dikutip dari Space, rata-rata badai magnet besar terjadi hampir dua kali lipat pada momen ekuinoks di bulan Maret.
Pada tahun 1973, ahli geofisika Christopher Russell dan Robert McPherron mencari jawaban mengapa Bumi mengalami lebih banyak aktivitas magnetik pada ekuinoks.
Russell dan McPherron menentukan bahwa jawabannya terletak pada bagaimana medan magnet Matahari dan Bumi bertemu satu sama lain.
Kemiringan medan magnet Bumi sebagian besar tidak sejajar. Saat angin matahari melintasi Bumi, disjungsi membelokkan sebagian besar angin menjauh dari planet.
Pada ekuinoks, lebih banyak angin matahari akan berlalu, menghasilkan aktivitas geomagnetik yang lebih kuat. Alhasil, aurora yang terlihat malah lebih terang.
Penjelasan Russell-McPherron adalah penjelasan paling populer di kalangan ilmuwan. Tapi bukan berarti ini satu-satunya penyebab. Para peneliti masih berusaha mencari tahu lebih banyak tentang angin matahari dan medan magnet Bumi.
(DRA)
Ikuti Berita Okezone di berita Google
(dra)
Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Wartawan Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.