Ilmuwan menemukan bahwa bulu burung merak jantan dan betina memiliki perbedaan. Ilmuwan dari Universitas Sheffield menjelaskan perbedaan ini.
Meskipun burung jantan dan betina memiliki sekumpulan gen yang hampir identik, namun fungsinya berbeda untuk setiap jenis kelamin melalui mekanisme yang disebut splicing alternatif.
Jantan dan betina dari spesies burung yang sama bisa berbeda. Misalnya, selain perbedaan mendasar dalam reproduksi, jenis kelamin dapat menunjukkan variasi besar dalam perilaku, warna kulit, metabolisme, kejadian penyakit, dan riwayat hidup.
Tim ilmuwan ingin memahami bagaimana perbedaan luar biasa ini berkembang meskipun pria dan wanita sebagian besar memiliki DNA yang sama.
Salah satu contoh penting dari perbedaan burung jantan dan betina adalah pada burung merak. Burung merak jantan memiliki bulu yang indah, sedangkan burung merak betina relatif kusam. Ekor panjang berwarna cerah berevolusi untuk membantu mereka menarik pasangan. Namun penampilan mereka yang menarik bisa jadi. Menimbulkan dampak negatif. hal-hal, seperti membuatnya lebih terlihat oleh predator, “kata Thea Rogers PhD, mahasiswa Universitas Sheffield dan penulis utama studi tersebut, seperti dikutip Phys, Minggu (27/9/2020).
“Ciri-ciri seperti ini bermanfaat bagi jantan, tetapi mungkin tidak bagi betina. Jadi, burung harus menemukan cara untuk mengembangkan karakteristik yang berbeda. Kami menduga bahwa rahasia perbedaan ini pasti terletak pada pemahaman bagaimana gen yang sama diekspresikan dan berfungsi secara berbeda pada jantan dan jantan. perempuan, “jelasnya.
Baca juga: WhatsApp Dibajak dengan Merugikan Akun Mobile Banking, Benarkah?
Tim ilmuwan mempelajari genom beberapa spesies burung untuk memahami bagaimana mereka mengekspresikan kualitas yang berbeda ini pada jantan dan betina.
Gen menyandikan protein, molekul besar yang kompleks yang kemudian menjalankan proses di dalam tubuh dan bertanggung jawab atas fungsi dan struktur jaringan tubuh. Sebelum gen dapat digunakan untuk membuat protein, urutan DNA mereka ditranskripsikan menjadi RNA, molekul perantara yang berisi petunjuk untuk membuat protein.
Para ilmuwan menemukan bahwa pria dan wanita berbeda dalam cara menjahit bit RNA. Ini berarti bahwa gen yang sama dapat menghasilkan sejumlah besar protein dan fungsinya berbeda tergantung pada jenis kelamin gen yang diekspresikan. Proses ini disebut penyambungan alternatif.
Dr Alison Wright, seorang peneliti dari Universitas Sheffield dan penulis senior studi tersebut mengatakan, “Sepertinya proses genetik ini sangat penting untuk menghasilkan keanekaragaman hayati. Tidak hanya pada burung, tetapi juga di seluruh dunia hewan”.
(ahl)