Oleh: Febronius Kiik
Tentang awal dan akhir alam semesta, banyak anggapan yang muncul di kalangan ilmuwan dan filosof yang mengemukakan pendapatnya. Ada yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki awal dan akhir, yang lain mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir. Salah satu filsuf yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki awal dan akhir adalah Whitehead. Ia berpandangan bahwa entitas abadi yang tidak memiliki awal dan akhir hanyalah Tuhan, karena pada hakikatnya Tuhan adalah awal dan akhir. Semua entitas di luar Tuhan selalu dalam proses menjadi.
Proses tersebut bukan sembarang proses atau proses buta, tetapi membutuhkan unsur formatif sebagai sumber kreativitas adalah Tuhan. Pandangan Whitehead disebut Panteisme (semua dalam Tuhan). Sementara itu, salah seorang filosof terkenal abad modern bernama Immanuel Kant mengemukakan pendapatnya demikian. Dia mengatakan bahwa tidak dapat dibuktikan bahwa kosmos memiliki awal dan akhir.
Sebagaimana telah dibuktikan dalam antinomi ruang dan waktu; argumen apa pun yang diajukan, apakah alam memiliki permulaan waktu atau tidak; semua jawaban yang diajukan akan sampai pada antinomi. Karena ruang dan waktu bukanlah realitas, melainkan hanya satu bentuk “pengamatan apriori”, sebagai jendela pengamatan untuk menguji apakah kesan yang diperoleh suatu objek merupakan gejala (fenomena) dan fenomena.
Pandangan lain datang dari seorang filosof bernama Spinoza. Dalam pandangannya tentang substansi, ia berpendapat bahwa alam pada dasarnya identik dengan Tuhan. Tidak ada perbedaan antara Tuhan dan alam. Tuhan bukanlah pencipta alam, tetapi Tuhan adalah alam itu sendiri. Jadi tidak ada jarak metafisik yang nyata antara Tuhan dan alam. Tuhan dan alam adalah prinsip identitas yang dilihat dari perspektif yang berbeda. Spinoza melihat alam sebagai sesuatu yang ganda.
Aspek pertama adalah alam sebagai proses yang aktif dan vital; seperti yang alam ciptakan. Aspek ini disebut nature naturans. Aspek kedua disebut natura natura; berarti alam yang diciptakan.
Spinoza antara lain menyebutkan sifat-sifat Tuhan sebagai berikut. Pertama, Tuhan tidak terbatas, karena Dia mutlak sehingga tidak dapat dibagi dan kekal. Kedua, aktivitas Tuhan bergantung pada hukum-hukum-Nya. Ketiga, Tuhan adalah sumber segala sesuatu. Keempat, esensi dan keberadaan Tuhan adalah sama.
Kelima, kekuasaan Tuhan sama dengan esensi-Nya. Keenam, esensi Tuhan tidak identik dengan keabadian-Nya. Ketujuh, Tuhan memahami diri-Nya sendiri. Karena Tuhan identik dengan alam, maka alam pada hakikatnya adalah abadi, tidak rusak, tidak akan muncul alam baru, dan tidak memiliki awal dan akhir.
Demikian pandangan beberapa filosof yang dijadikan acuan untuk melihat permasalahan atau perdebatan tentang awal dan akhir alam semesta. Pada intinya, perdebatan tentang awal dan akhir alam semesta akan terus berlanjut karena tidak ada bukti mutlak dari para ilmuwan. Namun kita akan mencoba melihat teori-teori mengenai pembentukan alam semesta ini.
Teori Tentang Pembentukan Alam Semesta
Dalam pelajaran IPA di SD, SMP, dan SMA, kita pasti pernah membaca tentang bagaimana sejarah terbentuknya alam semesta. Banyak asumsi yang muncul dari para ilmuwan dengan versi masing-masing memberikan argumentasinya. Dengan berbagai argumentasi tersebut, para ilmuwan ingin menyempurnakan pendapat yang satu dengan yang lain. Untuk itu saya mencoba memberikan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tentang sejarah terbentuknya alam semesta ini.
Pertama, teori keadaan tunak. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki nomor tetap bahkan pada waktu yang berbeda. Teori ini tidak mengenal kiamat dan alam semesta akan tetap ada.
Kedua, teori big bang. Menurut teori ini, alam semesta terbentuk karena atom purba atau atom-atom yang sangat rapat dan pada suatu saat atom ini memiliki keadaan yang sangat rapat. Dan karena memiliki energi panas yang besar, pada saat itu atom meledak sehingga semua materi terlempar ke seluruh pelosok ruang hampa di sekitar atom. Karena materi dilemparkan ke seluruh ruang hampa, akan ada ekspansi yang berlangsung lama sekitar miliaran tahun dan akan terus berlanjut.
Ketiga, teori nebula. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari kondensasi awan atau kabut gas yang sangat panas. Kondensasi membentuk bagian-bagian terpisah yang terus berputar. Pada bagian yang berputar, terdapat partikel-partikel yang berkumpul dan kemudian mengembun membentuk matahari. Kemudian proses selanjutnya membentuk planet-planet dan benda-benda langit di sekitarnya.
Teori nebula juga dikenal sebagai teori kabut. Teori ini dicetuskan oleh dua orang ahli yaitu Immanuel Kant dan Pierre Simon de Laplace. Garis besar teori ini menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari kabut. Kabut sangat panas dan suatu saat kabut akan mengembun di tengah sehingga terciptalah matahari. Kemudian kabut akan merata dan menyebar di tepinya, membentuk planet dan berbagai objek lainnya. Namun, untuk memahami atau mengetahui lebih jelas tentang teori ini, akan dijelaskan pendapat kedua tokoh yang mencetuskan teori ini.
Teori Nebula Immanuel Kant. Menurut Immanuel Kant, awalnya ada kabut gas panas yang besar namun tipis. Kabut gas berputar secara sentripetal atau berputar ke dalam. Lama kelamaan kerapatan kabut semakin tinggi sehingga membentuk inti massa di beberapa tempat. Inti massa di tengah memiliki panas tertinggi dan bersinar. Inti massa yang bersinar ini kemudian membentuk matahari. Sedangkan massa inti di tepinya mendingin dan menjadi planet-planet.
Teori Nebula Pierre Simon de Laplace. Menurut Laplace, awalnya ada gumpalan kabut gas yang besar dan panas. Bola panas berputar cepat secara sentrifugal atau keluar. Karena perputarannya yang cepat, sebagian material dalam bola gas terlempar ke sekelilingnya. Bahan gas yang dikeluarkan akan mendingin dengan sendirinya dan akhirnya membentuk planet. Sedangkan bola gas awal akan panas dan berpendar dan membentuk matahari. Itulah beberapa penjelasan teori nebula yang dikemukakan oleh dua ahli yang berbeda.
Pada dasarnya mereka berdua memiliki pemikiran yang sama, hanya saja di berbagai titik mereka saling bertentangan. Teori ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut. Keunggulan teori nebula adalah berhasil mengemukakan bahwa tata surya berbentuk datar, dengan orbit planet-planet yang mengelilingi matahari berbentuk elips. Kelemahan teori ini adalah massa materi di cincin tidak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga mengembun menjadi planet. Kedua, teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa planet-planet memiliki momentum sudut terbesar, bukan matahari.
Penutupan
Dari beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan dan filosof di atas, merupakan awal dari lahirnya dinamika kosmos yang di dalamnya terdapat dua pandangan utama yang dapat menjelaskan dinamika kosmos. Yang pertama berasal dari ajaran kreasionisme atau lebih dikenal dengan teori penciptaan. Teori tersebut ingin menjelaskan bahwa kosmos dan semua jenis organisme yang termasuk di dalamnya berkembang karena proses penciptaan Tuhan yang terus menerus.
Namun kelemahan dari teori ini adalah tidak dapat mempertanggungjawabkan teori tersebut secara ilmiah. Sedangkan teori kedua disebut teori evolusi, yang menjelaskan bagaimana alam semesta terus berkembang dari tahap yang paling sederhana ke tahap yang lebih kompleks. Kedua teori ini saling bertentangan. Namun dengan teori ini, kita bisa melihat bahwa perdebatan tentang asal usul alam semesta akan terus berlanjut selama manusia masih ada di bumi.
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang
Tampilan Postingan:
66